Tips Memelihara Sapi Beranak Tiap Tahun: Hal yang menjadi indikasi kesuksesa dalam peternakan yaitu berkembangbiak yang identik dengan reproduksi, di mana rata – rata setiap tahun seekor sapi induk bisa melahirkan satu ekor anak. Kemampuan reproduksi dari ternak induk sapi yang tinggi, namun pengelolaan ternaknya kurang bagus akan menghasilkan efesiensi dan produktivitas ternak yang rendah.
Salah satu masalah yang dihadapi dalam usaha peternakan sapi potong rakyat Negara kita adalah sedikitnya ilmu pengetahuan peternak mengenai aspek pengelolaan reproduksi sehingga menjadi hambatan atau lambat mengawinkan sapinya, sehingga akan berdampak terhadap penurunan pendapatan petani dari usaha ternak tersebut. Berikut Kesalahan Yang Bisa Terjadi:
- Tidak tepatnya mendeteksi birahi, sehingga menjadi kegagalan dalam perkawinan , oleh karena itu program deteksi birahi mesti selalu dievaluasi secara menyeluruh. Bilamana saat deteksi birahi salah dan keliru, birahi yang terjadi akan kecil kemungkinan bisa terobservasi dan lebih banyak sapi betina diinseminasi buatan (IB) berdasarkan tanda bukan birahi, hal ini bisa mengakibatkan waktu perkawinan tidak akurat sehingga menyebabkan kegagalan pembuahan.
- Pengelolaan pakan ternak yang tidak baik, contohnya pakan yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan ternak (status fisiologisnya).
- Cara Inseminasi Buatan atau kawin suntuk yang tidak tepat, misalnya; kesalahan dalam memperlakukan sperma, khususnya perlakuan pada semen beku yang kurang benar, cara penyimpanan dan thawing yang kurang baik.
- Karena kawin berulang bisa juga diakibatkan karena sapi betina yang mengalami gangguan reproduksi, contohnya; Endometritis, Cervicitis, Brucellosis, Vaginitis dsb.
- Faktor pengolalaan lain seperti pengolaan pemeliharaan dan perkawinan yang kurang tepat.
Tips Memelihara Sapi Beranak Tiap Tahun
- Pakan yang cukup (jumlah dan kebutuhan gizi atau nutisinya terpenuhi)
- Pemberian pakan sapi dara yaitu kebutuhan pakan bahan kering (BK) ransum 3% dari bobot badan, Protein Kasar (PK) 12% dan kecernaan atau Total Digestible Nutrient (TDN) 60% ;
- Pakan sapi bunting yaitu kebutuhan pakan BK ransum 73% dari bobot badan, PK ≥ 8%, TDN 75,8%, serat kasar (SK) ≤ 20% dan Abu ≤ 10%;
- Pakan sapi menyusui jumlahnya sama dengan sapi bunting namun terdapat perbedaan komposisi yaitu PK > 10%, TDN 75,9%, SK < 17% dan Abu < 10%
- Sapi Betina dalam keadaan sehat (tidak ada gangguan pada reproduksinya)
- Sapinya Aktif, sadar dan tanggap terhadap perubahan keadaan di sekitarnya.
- Kondisi tubuhnya seimbang, tidak sempoyongan atau pincang, langkah kaki mantap dan teratur.
- Matanya bersinar, sudut mata bersih dan tidak kotor.
- Kulit berbulu halus mengkilap, tidak kusam dan pertumbuhannya rata.
- Siklus reproduksinya normal (pada sapi lebih kurang sekitar 20 hari).
- Jika Cara perkawinan memakai tekni kawin suntik/ IB (Inseminasi Buatan) maka waktu mengawinkannya harus tepat.
NO | Waktu Birahu Pertama Terlihat | Waktu Kawin Tepat | Waktu Kawin Terlambat |
1 | Pagi Hari | Malam hari pada hari yang sama | Pagi hari berikutnya |
2 | Malam Hari | Pagi ari pada hari berikutnya | Setalah Jam 15.00Wib pada hari berikutnya |
Tabel Persentase Waktu Kejadian Birahi Pada Sapi Induk
NO | Waktu Birahi | Persentase Gejala Birahi (%) |
1 | 06.00 — 12.00 | 22 |
2 | 12.00 – 18.00 | 10 |
3 | 18.00 – 24.00 | 25 |
4 | 24.00 – 06.00 | 43 |
- Jika Cara perkawinannya alami atau dengan memakai pejantan unggul maka yang mesti diperhatikan yaitu pengolan perkawinan sbb:
- Pengolaan perkawinan cara kandang individu dengan proses tahapan sbb:
- Kandang individu di peternak rakyat, umumnya berupa ruangan besar yang diisi lebih dari satu sapi, tanpa adanya penyekat namu setiap sapi diikat satu persatu.
- Pengamatan birahi bisa dilakukan setiap hari oleh peternak pada waktu pagi dan sore hari dengan melihat gejala birahi secara langsung.
- Sesudah 12 jam terlihat gejala birahi, Selanjutnya dikawinkan dengan pejantan minimal 2 kali ejaku**lasi. Sesudah 21 hari (hari ke 18-23) dari perkawinan, dilakukan pengamatan birahi lagi dan jika tidak ada gejala birahi sampai dua siklus (40 hari) berikutnya, kemungkinan sapi induk tersebut berhasil bunting. Untuk meyakinkan bunting tidaknya, sesudah 60 (enam puluh) hari dilakukan pemeriksaan kebuntingan (PKB).
Pengolaan perkawinan model kandang kelompok dengan proses tahapan sbb:
- Skema Pengolaan Perkawinan kandang kelompok
- Sapi dara siap kawin dan sapi induk yang sudah 40(empat puluh) hari sesudah melahirkan (post partus) atau dua siklus birahi diletakkan pada kandang kelompok dan dicampur dengan pejantan terpilih dengan kapasitas sapi sebanyak 10-30 ekor betina (induk atau dara) dan dikumpulkan menjadi satu dengan satu ekor pejantan dalam waktu 24 jam selama 3 (tiga) bulan.
- Sesudah 3 (tiga) bulan dikumpulkan dengan pejantan dilakukan pemeriksaan kebuntingan (PKB); Sapi induk yang positif bunting dipisah dari kelompok tersebut dan diganti dengan sapi yang belum bunting atau hasil pemeriksaan kebuntingan dinyatakan negatif.
Kalender Perkawinan
Pengaturan perkawinan pada sapi potong induk diharapkan mengikuti suatu model atau cara yang dikenal dengan kalender perkawinan dan program pemberian pakan (surge feeding) sebelum dan sesudah beranak. Tujuan kalender ini untukmempercepat birahi kembali sesudah beranak untuk segera dikawinkan dan memudahkan terjadinya kebuntingan berikutnya.
Formula 1 yaitu: Hijauan (rumput/jerami jagung atau padi tidak terbatas/ ad libitum, legum atau kacang – kacangan (daun lamtoro/gamal/turi/kaliandra) dan Konsentrat > 1 % Berat Badan berdasar bahan kering.
Formula 2 yaitu hijauan (rumput/jerami padi/jagung tidak terbatas/ ad libitum), legum atau kacang kacangan (daun lamtoro/gamal/turi/kaliandra) < 1 % Berat Badan berdasar bahan kering. melalui pengolaan pakan dan perkawinan seperti di atas diharapkan jarak beranak dan waktu kosong akan lebih pendek, perkawinan per kelahirannya akan diperkecil sehingga induk sapi dapat beranak satu ekor setiap tahun.
Terima kasih telah membaca artikel Tips Memelihara Sapi Beranak Tiap Tahun
bagus admin
apa masih ada yang lain