Apa Perlunya Bank Pakan Untuk Ternak

Apa Perlunya Bank Pakan Untuk Ternak?

Sebut saja namanya Slamet, buruh tani yang memiliki 5 ekor kambing. Setiap kali berangkat ke sawah untuk bekerja, Slamet selalu membawa pulang sekarung rumput utk piaraannya. Dia tidak pernah berpikir ngarit sebagai beban, toh sambilan saja sebagai buruh tani. Rumput yg diberikan ke kambingnya pun tak pernah dihitung sebagai biaya dalam beternak, toh gratis. Slamet yg menjadikan kambing sebagai rojo koyo, aset yg bisa dijual sewaktu waktu ada perlu sudah nyaman dengan kesehariannya.

Slamet adalah tipikal peternakan rakyat yg tidak pernah menghitung pakan sebagai cost. Ngarit bukanlah beban karena itu pekerjaan sambilan. Dan ternaknya pun masih 5 ekor. Anehnya banyak peternak yg memelihara puluhan hingga ratusan kambing, dan diniatkan sebagai bisnis, tetapi masih meniru cara kerja Slamet, ngarit tiap hari buat ternaknya. Tentu saja pola kerja seperti ini jauh dari efisien. Apalagi kalau melihat kendala cuaca.

Di musim hujan, rumput dan hijauan melimpah, tetapi sering hujan sehari hari yg menghambat kegiatan mencari rumput. Sebaliknya di musim kemarau, rumput seolah olah menghilang. Lalu bagaimana sebaiknya? Selain mengusahakan budidaya pakan sendiri, peternak mulai skala puluhan sudah saatnya membuat bank pakan.

Apa itu bank pakan? Sederhananya adalah tempat kita menabung pakan apalagi di kala pakan melimpah dan bisa digunakan sewaktu waktu. Apakah dengan bank pakan lalu kita tidak perlu ngarit lagi? Ya pasti masih perlu ngarit, kan rumput dan hijauan tidak bisa datang sendiri ke kandang. Tetapi ngaritnya bisa dijadwal, bisa seminggu sekali, sebulan sekali atau bahkan bisa juga hanya ngarit di saat panen saja. Itu tergantung kapasitas dan isi bank pakan kita.

Untuk bisa disimpan dalam jangka waktu yg lama, maka hijauan segar harus melalui proses pengawetan. Ada beberapa model pengawetan pakan yg bisa dipilih. Pengeringan hijauan, biasa pada daun ramban, rumput lapangan, rendeng kacang, kangkung dll. Hijauan yg kering disebut Hay. Hay karena sudah kering, cukup disimpan dalam karung dan ditaruh di gudang selama berbulan bulan.

Teknik pengawetan selanjutnya adalah fermentasi dan silase. Apa bedanya antara fermentasi dan silase? Dalam fermentasi, diperlukan tambahan fermentor atau mikroorganisme lokal sebagai starter, sedangkan dalam silase tidak memerlukan tambahan apapun. Keduanya memerlukan situasi kedap udara.

Fermentasi membutuhkan mikroba yang membantu proses fermentasi. Ada banyak jenis mikroba yg bisa dipakai, yg paling dikenal adalah EM4. Sebetulnya mikroba ini juga bisa kita produksi sendiri, atau kita biakkan dari mikroba yg ada. Syarat bekerjanya mikroba ini adalah adanya media yg manis ataupun zat pati dan berproses dalam ruang yg kedap udara atau anaerob. Yang biasa digunakan untuk membuat mikroba berproses adalah tetes tebu atau molases yg dicampur dalam air.

Prinsipnya, mikroba seperti EM4 adalah mikroba yg “pingsan” dan baru bangkit ketika menemukan yg manis manis. Nah molases atau tetes tebu itu sejenis gula kualitas rendah. Cairan molases yg sudah dicampur dg mikroba itu disiramkan pada hijauan yg sudah dicacah. Ada kalanya ditambahkan bekatul atau polar untuk menurunkan kadar air dan menambah nilai nutrisi.

 

bank pakan untuk ternak

Kunci dari pembuatan fermentasi dan silase adalah wadah yang kedap udara karena keduanya bekerja dalam situasi anaerob atau ketiadaan oksigen. Ada beberapa pilihan wadah yang biasa dipakai di antaranya adalah tong biru atau drum plastik bekas wadah cairan kimia; plastik silase dan bunker atau kolam semen. Pilihan tentang wadah yg dipakai tergantung selera.

Bunker, silo atau kolam semen bisa menampung hingga berton-ton hijauan, yang akan efektif digunakan ketika panen melimpah. Tong biru juga praktis karena mudah dipindah pindah dan sekali buka bisa untuk satu kali umpan. Sedangkan plastik silase lebih praktis lagi, tapi biasanya sekali pakai karena rawan robek atau bocor.

Kunci keberhasilan silase dan fermentasi adalah kepadatan hijauan dalam wadah. Biasanya diinjak- injak atau dipadatkan dengan kayu agar tidak ada celah rongga udara. Khusus untuk bunker atau kolam semen, lapisi dengan plastik UV utk memastikan kedap udara. Sedangkan untuk tong biru, pastikan ditutup rapat dan dikunci dg clamp logam maupun plastik.

Kenapa dalam silase hijauan tanpa dicampur mikroba bisa terjadi fermentasi? Karena dalam hijauan terdapat bakteri asam laktat yg dalam situasi kedap udara akan bekerja laiknya fermentor. Silase atau fermentasi bisa disimpan berbulan bulan bahkan dalam beberapa kasus awet hingga 1-2 tahun, tanpa busuk dan tanpa menghilangkan kandungan nutrisi yg ada dalam hijauan. Bahkan fermentasi mempunyai beberapa keuntungan selain awet, juga dapat menaikkan kadar nutrisi karena mikroba mampu memecah senyawa yg kompleks menjadi lebih sederhana dan mampu mengkonversi energi menjadi protein.

Selain itu proses fermentasi akan mengubah rasa dari yg tadinya tidak disukai menjadi disukai. Ingat soal rasa, kambing juga suka rasa nano-nano: manis, asam, asin. Fermentasi juga melunakkan tekstur hijauan. Terakhir, fermentasi dapat menurunkan kadar racun atau zat anti nutrisi yg mungkin ada dalam hijauan.

Jadi hasil fermentasi dan silase dapat membantu meningkatkan nutrisi pakan, namun kualitas silase/fermentasi tergantung pada kualitas hijauan yg kita proses. Idealnya selalu campur beberapa jenis hijauan minimal 4 jenis untuk menghilangkan zat anti nutrisi (racun). Khusus untuk silase, perhatikan kadar air hijauan dengan melayukan dulu sebelum dicacah dan dimasukkan dalam wadah. Silase yg berhasil berbau wangi vinegar khas fermentasi.

Ada beberapa pertanyaan awam, bahayakah pakan fermentasi buat ternak,khususnya yg lagi bunting? Justru fermentasi mampu menyederhanakan senyawa kompleks dalam hijauan, sehingga lebih mudah di cerna. Perlu diingat, di dalam rumen juga hidup mikroba yg tugasnya adalah mengurai serat. Jadi aman-aman saja.

Jadi kalau kita punya bank pakan, kita tidak kuatir akan kekurangan pakan setiap harinya. Waktu yg tersita untuk ngarit tiap hari bisa digunakan untuk aktifitas lain yg lebih produktif. Bahkan dengan sistem bank pakan, satu orang bisa melayani 100-150 ekor kambing. Lebih praktis bukan?

Jadi bank pakan ini bisa dianalogikan sebagai mesin ATM, kita bisa kapanpun mengambilnya selama saldonya masih ada. Tentunya sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga saldo itu selalu ada dan mencukupi buat ternak kita.

Panduan teknis lebih detail bisa ditemukan dalam aneka channel di YouTube. Tentunya anda bisa mencarinya sendiri. Bagaimana? Masih mau ngarit tiap hari? Mari sama sama belajar agar ternak kita tambah maju.

Smoga Artikel Apa Perlunya Bank Pakan Untuk Ternak, Bermanfaat untuk para peternak.

About admin

Check Also

kandungan nutrisi tanaman kelor

Kandungan Nutrisi Tanaman Kelor

Moringa oleifera merupakan tumbuhan di daerah tropis dan subtropis (Anwar et al., 2007), toleran terhadap …

One comment

  1. Terimakasih atas sharing ilmunya.
    Nanti akan Kami coba praktekkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *