Kambing dan Domba adalah salah satu komoditas yang sangat baik untuk dikembankan, sebagai salah satu usaha di peternakan di daerah pedesaan. Karena ternak yang tubuh kecilnya ini, hanya memerlukan pakan yang tidak telalu banyak, kandang yang lebih kecil, kecuali untuk sekala yang besar. Jadi kita tidak memerlukan modal yang terlalu besar ditahap awal kita memulai usaha.
Selama kita memeliharanya, sering muncul berbagai macam penyakit yang mempengaruhi bobot harian pertumbuhan kado kita, dan terkendala juga untuk pengembangan usaha kedepannya. Salah satu satunnya penyakit ini adalah cacing.
Cacing ini dapat menyebabkan si kado kurang produktif, hingga dapat menyebabkan kematian. Karena seringnya muncul masalah-masalah seperti ini dengan sistem pengololaan ternak kado di pedesaan yang masih sederhana, hal ini akan memunculkan minat untuk beternak di kalangan peternak menurun.
Cacing nematode adalah cacing parasit yang sering muncul di saluran pencernaan kambing dan domba, cacing ini yaitu: Haemonchus contortus, Bunostomum sp, Oesophagostomum .sp, Trychoslrongylus sp dan Trichuris sp.
Karena bersifat parasit, tentunya sangat berbahaya untuk ternak kambing, cacing Haemonchus contortus, cacing ini adalah cacing yang paling banyak di temukan pada ternak kambing dan kado.
Oleh karena itu, peternak harus mewaspadai, cacing ini akan mengakibatkan kematian pada ternak, pertumbuhan ternak akan terganggu, pertumbuhan berat badan hingga memunculkan gangguan dan masalah reproduksi.
Perkembangan dan hidup cacing ini sangat didukung oleh iklim tropis yang ada di Indonesia, sehingga ternak kambing dan domba sering terinfeksi.
Penggunaan obat kimia yang djual dipasaran, tentunya harga obat ini mahal, dan kurang terjangkau daya beli masyakat di lingkungan pedesaaan.
Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan sumber daya alam yang ada di pedesaan sebagai alternative penggunaan obat kimia, yaitu obat tradisional dengan memanfaatkan getah papaya untuk obat cacing pada ternak.
Cacing Haemonchus contortus adalah cacing yang hidupnya dalam perut kitab atau dalam ilmu beologi disebut abomasum pada ternak rumaninsia seperti kambing, domba, dan sapi. Cacing ini menghisap darah pada tempat dia hidup.
Sehingga akan mengakibatkan efek pada induk tempat dia hidup. Seperti kurang darah, masalah gangguan pencernaan, berat badan ternak akan turun, system imunitas akan menurun, sehingga akan mudah terjangkit berbagai penyakit lainnya.
Gejala-Gejala Penyakit Cacing Pada Ternak
- Kurang darah atau anemia
- Badannya kurus, kulitnya kasar dan bulu kusam
- Ternak akan kehilangan nafsu makan
- Munculnya diare (mencret)
- Sulit buang air, bila infeksi berat
- Dijumpai gumpalan darah dalam perut kitapnya (obomasum)
Untuk mencegah dan mengendalikan cacingan pada ternak ruminansia:
- Memberikan ransum/makanan yang bermutu baik (protein tinggi) dan cukup jumlahnya.
- Diusahakan dalam kandang ternak tidak begitu padat
- Ternak muda dan dewasa dipisahkan
- Menjaga kebersihan lingkungan kandang, baik diluar maupun di dalam.
- Jangan mengembalakan kambing pada pagi hari, karena rumput masih berembu,
- Melakukan pemeriksaan kesehatan, dan pengobatan secara teratur.
Penyedapan Getah Daun Pepaya Sebagai Obat Cacing Pada Ternak.
Getah papaya dapat didapatkan di semua bagian pohon papaya. Getah papaya paling banyak dan paling baik kualitasnya adalah dari buah papaya yang masih muda. Getah buah pepaya mengandung papain, Kimo papain A, Kimo papain B, papaya peptidase, pektin, D-galaktase dan L-arabinose.
Penyadapan getah pepaya.
- Buah pepaya muda yang masih menggantung dipohon, ditoreh membujur dengan sedalam 1-5 mm dengan jarak torehan 1 – 2 cm.
- Waktu penyadapan pukul 06.00-08.00, diulang 4 hari sekali pada buah yang sama.
- Pada tempat torehan, getah yang keluar ditampung dengan gelas/slat dari plastik yang diikatkan pada buah pepaya dengan selotip.
- Setiap 100 ml getah yang tertampung ditambah dengan 2 tetes larutan Natrium Bisulfit 30 % untuk mencegah oksidasi.
- Selanjutnya dijemur dibawah sinar matahari atau dioven pada suhu 30 – 60 derajat Celcius sampai kering.
- Getah yang sudah kering dihaluskan menjadi serbuk.
Penggunaan sebagai obat cacing
- Dosis (takaran) yang diberikan adalah 1,2 gram/ kg BB, setiap minggu 3 kali pemberian.
- Serbuk getah pepaya di campur dengan air dengan perbandingan 1 : 5 (1 bagian serbuk dan 5 bagian air) diaduk hingga berbentuk suspensi.
- Suspensi tersebut diminumkan atau diberikan lewat mulut dengan selanglangsung kerumen. Selain getah pepaya yang diambil dari buah pepaya muda, dapat juga perasan daun pepaya dipergunakan sebagai obat cacing tradisional dengan cara sebagai berikut:
- Ambil 2 sampai 3 lembar daun pepaya (tidak terlalu muda/tua).
- Haluskan daun pepaya tersebut, berikan sedikit air matang/bersih kemudian diperas dan diambil airnya.
- Minumkan pada ternak kambing/domba sebanyak 2 sampai 3 sendok makan atau disesuaikan dengan berat badan ternak, setiap minggu, 3 kali pemberian.