Pemanfaatan Limbah Perkebunan Untuk Pakan Ternak
Pohon atauTanaman perkebunan selain menghasilkan produk utama, berupa bijibijian minyak atau serat, tetapi juga menghasilkan produk sampingan berupa limbah. Di lihat dari aspek pakan ternak, produk limbah perkebunan bisa berupa bahan berserat tinggi, sebagai sumber hijauan pakan ternak, seperti pucuk tebu, ampas tebu, tandan sawit, hasil pangkasan tanaman penaung (kopi atau kakao) seperti lamtoro atau gamal.
Selain itu limbah perkebunan juga mempunyai potensi untuk diproses untuk bahan pakan penguat atau konsentrat, seperti lumpur sawit, tetes tebu, bungkil kelapa, cangkang kakao, buah semu mete, dan kulit buah kopi .Komoditi dari perkebunan yang cukup potensial sebagai penghasil limbah sepert idi daerah Bali antara lain kopi, kakao dan mete. Luas perkebunan kopi, kakao dan mete di Bali tahun 2005, diperkirakan masing-masing 40.000 ha, 9.000 ha dan 16.000 ha dengan potensi limbah basah masing-masing untuk tanaman kopi 21.000 ton, kakao 13.000 ton dan mete 30.000 ton.
Pemanfaatan Limbah Perkebunan Untuk Pakan Ternak
Kualitas dari limbah bisa ditingkatkan dengan cara proses fermentasi, salah satunya yaitu dengan memakai Aspergillus niger atau dengan memakai probitik yang tersedia di pasaran seperti (EM4, starbio, probion, probiotik tangguh, ragi tape jerami, SOC HCS, dll). Fermentasi ini diproses selama 5(lima) hari, sesudah itu bahan kemudian dikeringkan selanjutny ditepungkan agar dapat disimpan dalam waktu yang lama sekitar 3-6 bulan. Proses fermentasi ini bisa meningkatkan kandungan protein kasar (PK) pada limbah kopi, kakao dan mete masing-masing dari 8,8%, 9,23%, 7,61% menjadi 12,43%, 17,42% dan 21,29%. Disamping itu juga bisa menurunkan kandungan serat kasa (SK) nya masing-masing dari 18,28%, 16,42%, 14,48% menjadi 11,05%, 8,15% dan 8,56%.
Selain itu dengan proses pengolahan, mengakibatkan senyawa-senyawa yang bisa menghambat pertumbuhan ternak bisa dihilangkan atau ditekan dan masa penyimpanannya bisa diperpanjang, sehingga bisa tersedia sepanjang tahun, walaupun panen komoditas perkebunan bersifat musiman. Di dalam proses pengolahan, diperlukan proses fermentasi, pengeringan serta penepungan dan atau pencacahan. Supaya proses tersebut bisa dilakukan secara efesien diperlukan peralatan mekanis, seperti alat penepung dan pencacah. Oleh karena itu, dalam pemanfaatan limbah ini, diperlukan pengetahuan dan keahlian petani untuk bisa menguasai paket teknologi tersebut secara menyeluruh.
Khusus ternak ruminansia seperti sapi, kambing, domba. Limbah kopi, kakao atau mete olahan dapat dijadikan pakan pengua atau kosentrat untuk dapat mempercepat pertumbuhan atau meningkatkan produktivitas susu. Pemberian limbah kopi atau kakao sebanyak 100-200 gram/ekor/ hari pada kambing bisa meningkatkan pertambahan bobot badan (PBB) masing masing 98 gram/ekor/hari dan 119 gram/ekor/hari dibandingkan dengan yang diberi hijauan saja hanya sebesar 65 gram/ekor/hari. Dan untuk ternak sapi Bali penambahan 0,8% tepung limbah kopi bisa meningkatkan PBB sebesar 528 gram/ekor/hari.
Untuk Tepung limbah perkebunan dapat dijadikan pengganti dedak atau bekatul dengan dosis pemberian : 0,7-1,0% dari erat hidup ternak ruminansia. Pada ternak ayam, limbah perkebunan bisa dijadikan komponen penyusun ransum sebagai pengganti dedak. Pada limbah kopi olahan dosis pemakaianya dapat mencapai 10- 15% pada ransum ayam, Sedangkan pada limbah kakao atau mete olahan, dosis penggunaannya bisa mencapai 20-22% pada ayam petelur. Teknologi ini, di samping berkembang di Bali juga sudah banyak berkembang di luar Bali seperti di Sulsel, Sulbar, NTT, Lampung, dll, dan pengembangannya didukung oleh Ditjen Bina Produksi Perkebunan.
Terima kasih telah membaca Pemanfaatan Limbah Perkebunan Untuk Pakan Ternak.