Morfologi Kambing Peranakan Etawa (PE)

Morfologi  Kambing Peranakan Ettawa (PE)

Populasi kambing dengan produk susu yang cukup baik (tipe perah) di Indonesia masih sangat terbatas. Sebagian masyarakat Indonesia lebih banyak tahu tentang sapi perah dibandingkan kambing tipe perah tersebut. Kambing Peranakan Etawa (PE) memiliki potensi produksi susu cukup baik yang merupakan bangsa kambing asli Indonesia merupakan hasil persilangan antara kambing Ettawa yang berasal dari India dengan kambing kacang yang merupakan bangsa kambing asli Indonesia.

morfologi kambing peranakan etawa

Kambing Peranakan Etawa ini dibudidayakan pertama kali oleh masyarakat Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah. Sejak lama kambing PE sudah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia dan mendominasi spesies kambing di Indonesia bagian barat, khususnya Pulau Jawa.

Saat ini kambing perah yang umum dibudidayakan di Indonesia adalah kambing peranakan ettawa atau yang lebih dikenal dengan sebutan kambing PE. Hasil persilangan pejantan Ettawa dengan kambing Kacang dikenal dengan nama Peranakan Etawa (PE) yang diduga terbentuk dari persilangan secara grading up. Kambing PE merupakan kambing yang memiliki karakeristik baik dan khas, baik ditinjau dari fisik (ukuran tubuh, warna rambut), produksi (susu mencapai 1-2 liter per hari, laju pertumbuhan yang cepat).

Dengan berkembangnya budidaya kambing perah maka memicu peternak untuk meningkatkan jumlah dan kualitas dari kambing perah tersebut. Salah satu cara untuk meningkatkan jumlah kambing yaitu dengan melakukan peningkatan manjemen pemeliharaan terutama manajemen reproduksi dari kambing perah yang dibudidayakan. Saat ini peternak menggunakan dua cara untuk mengawinkan kambingnya. Yaitu dengan perkawinan alami dan inseminasi buatan.

Perkawinan alami mengharuskan peternak memiliki bibit yang unggul baik dari pejantan maupun betinanya. beberapa keunggulan yang harus dimiliki, antara lain produksi tinggi (mencapai 2 liter per ekor per hari), mempunyai postur tubuh yang baik (tinggi mencapai 110 cm dan bobot mencapai 100 kg), produktivitas tinggi, tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan, cepat beradaptasi apabila dihadapkan dengan lingkungan baru, cepat berkembang biak

Inseminasi Buatan merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mempercepat peningkatan mutu genetik dan populasi ternak (Toelihere 1981). IB ini merupakan suatu bentuk modifikasi memasukkan semen ke dalam saluran kelamin betina melalui alat buatan manusia.

Daerah Kaligesing merupakan daerah yang sangat potensial untuk pengembangan kambing perah terutama kambing Peranakan Ettawa. Selain kambing ini dibudidayakan pertama kali oleh masyarakat Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah, daerah ini juga memiliki mikroklimat yang amat baik bagi kambing jenis PE ini, oleh karena kambing PE sudah dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan daerah tersebut

Menurut Hafez (2000) terdapat banyak perbedaan antara domba dan kambing dan dapat dilihat pada tabel

No Parameter Domba Kambing
1 Jumlah kromosom 54 60
2 Taksonomi Ovis aries Capra hircus
3 Umur pubertas 6-9 5-7
4 Siklus estrus (hari) 17 (14-19) 21 (18-22)
5 Lama estrus (jam) 24-36 24-28
6 Ovulasi Beberapa saat setelah akhir estrus Menjelang akhir estrus

Karakter Genetik dan Parameter Reproduksi pada Domba dan Kambing

Kambing Peranakan Etawa (PE), merupakan hasil persilangan antara kambing jawa dengan Kambing Ettawa yag berasal dari India. Kambing ini dibudidayakan pertama kali oleh masyarakat Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah. Saat ini sudah banyak bibit kambing PE disebarkan ke berbagai daerah di Indonesia untuk meningkatkan kinerja kambing lokal di daerah bersangkutan (Budiarsana et al 2001).

Kambing ini memiliki karakteristik dengan rambut yang lebat khususnya pada bagian kaki belakang, ada jambul didaerah dahi dan hidung khusus untuk jantan, warna rambut yang khas yaitu hitam atau coklat hanya pada bagian kepala sampai leher dan putih diseluruh tubuh, memiliki gelambir, tanduk yang kecil, telinga yang panjang 20-25 cm dan melipat keluar, tinggi badan dewasa antara 60-120 cm, berat badan dewasa antara 25-100 kg, memiliki panjang tubuh 100-125 cm, lingkar dada 15-50 cm, hidung yang cembung. Kambing ini dapat bertahan sampai 12 tahun, dengan masa produktif 2-8 tahun (Wikipedia 2007).

Kambing Peranakan Etawa mempunyai ukuran yang lebih besar dari kambing kacang dan memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan (Prasetyo 1992). Menurut Davendra dan Burns (1994), pada kambing PE ambingnya berkembang baik dan bentuk mukanya cembung, yang berasal dari bentuk kambing Ettawa dan diduga karena adanya hubungan darah dengan kambing Nubian di Timur Tengah, yang mungkin menjadi moyangnya.

Kambing PE berkembang biak dengan melahirkan. Kambing ini dapat melahirkan hingga tiga ekor dalam satu kali masa kebuntingan. Masa kebuntingan selama 150-154 hari, dewasa kelamin dicapai pada usia empat bulan untuk mendapatkan hasil baik biasanya mulai dikawinkan pada umur 12 bulan. Susu yang dihasilkan setelah kelahiran memiliki rataan 1-2 liter perhari (Wikipedia 2007).

Save

About admin

Check Also

Rumput Ruzi Untuk Pakan Ternak

Rumput Razi Untuk Pakan Ternak

Rumput Razi Untuk Pakan Ternak  SEKILAS RUMPUT RUZI Asal Usul dan Distribusi Geografis Rumput Brachiaria …

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *